Khutbah pertama,

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ وَفَّقَ بِرَحْمَتِهِ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادِهِ، فَعَرَفُوْا أَقْدَارَ مَوَاسِمِ الْخَيْرَاتِ، وَعَمَرُوْهَا بِالْإِكْثَارِ مِنَ الطَّاعَاتِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ بِحِكْمَتِهِ، فَعُمِيَتْ مِنْهُمْ القُلُوْبُ وَالْبَصَائِرُ، وَفَرَطُوْا فِي تِلْكَ المَوَاسِمِ، فَبَاءُوْا بِالْخَسَائِرِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اَلْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ اَلْقاهرُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَقْوَمَ النَّاسِ بِطَاعَةِ رَبِّهِ فِي البَوَاطِنِ وَالظَّوَاهِرِ، فَصَلَّى اللهُ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْراً.
أما بعد: أيها الناس، اتقُوا اللهَ حَقَّ تُقاتِهِ ولا تـَمُوتُنَّ الا وانتُمْ مُسلمُون، واعلموا انهُ قد قطعتُم الأكثرُ من شهرِ الصيامِ ولم يبقَ منهُ إلا اليسيرُ من الليالي والأيام، فمن كانَ منكم قام بحقه فليُتِمَّ ذلكَ وليحمد اللهَ وليسألْهُ القبولَ، ومن كان منكم قد فرط فيه وأساء فليتُب إلى الله فهو أرحم الراحمين، قال الله تعالى: قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم

Kaum muslimin rahimakumullah,

Marilah kita selalu meningkatkan kadar ketakwaan kita kepada Allah dengan yang sebenar-benarnya. Karena hanya inilah satu-satunya cara agar kita menjadi orang yang beruntung dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
Hari ini, kita berada di penghujung bulan ramadhan, kita berada di 3 hari terakhir bulan ramadhan, sebentar lagi kita akan meninggalkan bulan mulya ini dan merayakan hari raya idul fitri.
Mayoritas di antara kita mungkin sangat senang dengan berakhirnya bulan ramadhan, karena kewajiban puasa hampir lewat, yang mana kita tidak lagi merasakan lapar di siang hari, hari-hari kembali normal sebagaimana biasanya.
Namun demikian, bila dipandang dari sudut agama sebenarnya kesenangan kita ditinggalkan bulan ramadhan itu membuktikan betapa rendah dan lemahnya iman kita, karena dengan berakhirnya bulan ramadhan justru kita sudah tidak bisa mendapatkan pahala yang besar sebagaimana yang bisa kita dapatkan di bulan ramadhan.Dalam sebuah hadis nabi bersabda:

إذَا كَانَ اَخِرُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ بَكَتِ السَّمَوَاتُ وَاْلاَرْضُ وَالْمَلاَئِكَةُ مُصِيْبَةً لِاُمَّةِ مُحَمَّدٍ قِيْلَ اَيُّ مُصِيْبَةٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم هِيَ ذَهَابُ رَمَضَانَ لِاَنَّ الدَّعْوَاتِ فِيْهِ مُسْتَجَابَةٌ وَالصَّدَقَةَ مَقْبُوْلَةٌ وَالْحَسَنَاتِ مُضَاعَفَةٌ، وَاْلعَذَابَ مَدْفُوْعٌ .

Artinya: “Ketika tiba akhir malam Ramadlan, langit, bumi dan malaikat menangis karena adanya musibah yang menimpa umat nabi Muhammad SAW. (Sahabat) bertanya, “Musibah apakah wahai Rasulullah?” Nabi menjawab, “Berpisah dengan bulan Ramadlan, sebab pada bulan ini do’a dikabulkan dan shadaqah diterima. Kebaikan dilipatgandakan dan siksa dihentikan”
Para sahabat dan orang-orang yang shalih sungguh merasa sedih dan menangis bila ditinggalkan bulan ramadhan, hal ini paling tidak disebabkan 2 alasan, yaitu:
Pertama, Kesadaran mereka bahwa dengan perginya bulan ramadhan, pergi pula berbagai keutamaan yang ada di dalamnya.
Bulan Ramadhan bulan yang paling berkah, yang mana pintu-pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup dan syetan dibelenggu. Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ (رواه أحمد)

Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta para syetan dibelenggu… (HR. Ahmad)
Di bulan Ramadhan amal sunnah diganjar sebagaimana pahala amal wajib, seluruh pahala kebajikan dilipatgandakan hingga tiada batasan. Semua keutamaan itu takkan bisa ditemui lagi jika bulan ramadhan telah pergi. Ia hanya akan datang pada bulan ramadhan setahun lagi. Padahal tiada yang dapat memastikan apakah kita masih hidup dan sehat pada bulan ramadhan yang akan datang. Inilah alasan mengapa para sahabat dan orang-orang shalih bersedih, bahkan menangis mendapati ramadhan akan pergi.
Kedua, adanya peringatan dari Rasulullah SAW bahwa semestinya bulan ramadhan menjadikan seseorang diampuni dosanya. Jika seseorang sudah mendapati bulan ramadhan, maka ia sebulan bersama dengan peluang besar yang penuh keutamaan, namun jika ia masih saja belum mendapatkan ampunan, maka ia benar-benar menjadi orang yang sangat merugi, bahkan celaka. Rasulullah SAW bersabda:

بَعُدَ مَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ، فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

Artinya: Celakalah seseorang yang memasuki bulan ramadhan namun dia tidak diampuni (HR. Hakim dan Thabrani)

Para sahabat dan orang-orang shalih merasa bahwa diri mereka tidak bisa menjamin akan mendapatkan ampunan itu, sementara jika mereka tidak dapat ampunan, mereka tentu akan celaka. Inilah yang kemudian menyentuh rasa khauf para sahabat dan orang-orang yang shalih. Mereka takut menjadi orang yang celaka karena tidak mendapatkan ampunan, sementara bulan ramadhan akan segera pergi. Mereka pun menangis, meluapkan ketakutannya kepada Allah seraya bermunajat agar amal-amalnya diterima, mereka selalu melantunkan do’a

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَمَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتِلَاوَتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Wahai Tuhan kami… terimalah puasa kami, shalat kami, ruku’ kami, sujud kami dan tilawah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Hadirin….
Apa yang dirasakan dan dikhawatirkan para salafussolih,  patut kita renungkan dan menjadika kita  mawas diri dan bertanya dalam hati apakah hingga akhir ramadhan ini kita sudah mendapatkan ampunan atau justeru kita menjadi orang celaka?
Rasulullah SAW dalam beberapa hadisnya memberikan teladan bagi kita, apa yang seharusnya kita lakukan jika kita berada pada 10 hari terakhir bulan ramadhan. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwasanya ‘Aisyah berkata:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم (إذا دخل العشر شد مئزره، وأحيا ليله، وأيقظ أهله) متفق عليه وفي رواية مسلم: (كان يجتهد في العشر الأواخر ما لا يجتهد في غيره)

“Jika masuk 10 hari akhir bulan ramadhan Rasulullah SAW mengencangkan ikat sarungnya, beliau menghidupkan malamnya dan membangunkan isterinya. Dan dalam riwayat imam Muslim: “Rasulullah SAW bersungguh-sungguh (dalam melakukan ibadah) pada 10 hari akhir bulan ramadhan dibandingkan hari-hari selainnya”
Hadis di atas menunjukkan bahwa ada peningkatan intensitas ibadah yang dilakukan Rasulullah SAW ketika memasuki 10 hari terakhir bulan ramadhan, yaitu:
Mengencangkan ikat sarung, Sebagian ulama’ mengatakan bahwa arti “mengencangkan ikat sarung” adalah beliau lebih keras dalam melakukan ibadah, sementara sebagian ulama’ mengartikan bahwa beliau menjauhi isterinya dan menfokuskan untuk beribadah kepada Allah.
Menghidupkan malamnya, artinya beliau mengisi malam-malam tersebut dengan memperbanyak berdzikir, melakukan shalat dan membaca al-Qur’an dan bentuk ibadah-ibadah lainnya.

Hadirin …
Jika Rasulullah SAW yang maksum (diampuni dosa-sanya) begitu giat melakukan ibadah pada 10 hari terakhir bulan ramadhan, justru kita sebagai umatnya banyak yang mulai kendor ibadahnya karena  kesibukan mempersiapkan hari raya. Toko dan pasar semakin ramai sementara masjid dan musholla semakin sepi dari jamaah. Lantunan suara alquran juga nyaris sudah tidak terdengar lagi karena sudah ditutup dengan khataman. Padahal semestinya tidak demikian. Kegiatan khataman hanyalah sekedar seremonial untuk mengakhiri kegiatan di masjid dan musholla yang dilaksanakan secara kolektif seperti pengajian sore dan tadarus al quran setelah solat tarawih. Akan tetapi sebagai individu kita harus tetap secara perorangan melaksanakan  tadarus alquran  dan tholabul ilmi dimana saja, melalui media apa saja sampai ramadhan benar-benar telah berakhir karena keutamaan keduanya sangat besar sekali apalagi dilakukan di bulan ramadhan.

hadirin….
Marilah sisa-sisa hari akhir ramadhan ini kita gunakan untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, kita banyak memohon ampun kepada Allah dengan harapan ketika bulan ramadhan ini telah berlalu, dosa-dosa kita benar-benar diampuni oleh Allah SWT.
Di antara do’a yang sangat dianjurkan rasulullah SAW untuk banyak dibaca pada bulan ramadhan adalah:

اللهم إنا نسألك رضاك والجنة ونعوذ بك من سختك والنار، اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنا

Semoga Allah SWT mengampuni semua dosa-dosa kita, menerima semua amalan kita di bulan ramadhan ini, dan semoga Allah berkenan mempertemukan kita kembali dengan bulan ramadhan pada tahun-tahun berikutnya serta memberikan kekuatan kepada kita untuk lebih meningkatkan kualitas ibadah kita sehingga kita bisa mendapatkan ridlo-Nya. Aamiin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ،
أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.

  اللهم انصر اخواننا المسلمين في فلسطين وفي

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا

إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ